Breaking

Minggu, 02 Mei 2021

Penasaran? Berikut Adalah Cara Pengolahan Jenis Kopi Gayo

Penasaran Berikut Adalah Cara Pengolahan Jenis Kopi Gayo

"Cara membuat dan Mengintip Proses Pengolahan Kopi Gayo"

Kopi Gayo adalah kopi jenis Arabika yang dihasilkan dari perkebunan kopi yang terletak di dataran tinggi Gayo di Aceh. Dataran tinggi gayo merupakan rangkaian dari bukit barisan yang membentang dari ujung Provinsi Aceh hingga ke ujung selatan Provinsi Lampung. Secara administratif dataran tinggi gayo masuk kedalam wilayah Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah dan Kabupaten Gayo Leues.

Sebagian besar kopi gayo berasal dari jenis Arabika. Dan jenis Arabika yang ditanam di dataran tinggi gayo berasal dari ragam varietas. Diantara banyaknya varietas arabika yang dikembangkan, varietas yang paling banyak ditanam adalah varietas Hibrido de Timor atau yang lebih dikenal dengan nama varietas “Tim Tim”, varietas yang terjadi akibat perkawinan silang antara kopi jenis Arabika dan Robusta yang terjadi secara ilmiah. 


Kopi gayo yang masih berbentuk buah ceri

Varietas Tim Tim pertama kali mengalami masa panen di tempat asalnya yaitu Timor Timur pada tahun 1978. Karena kualitas nya yang bagus, kemudian varietas ini coba di tanam di daerah lain seperti Aceh dan Flores pada tahun 1980. Sekarang varietas Tim Tim juga telah dikenal dengan sebutan lain yaitu Varietas Churia. Varietas ini memiliki ciri utama yaitu memiliki ukuran biji yang besar. Kemudian masa panen varietas ini terjadi antara bulan februari hingga bulan april. Setiap batang tanaman kopi varietas ini mampu menampung 10-15 rangkaian bunga kecil yang akan menjadi buah kopi matang yang disebut ceri.

Pada masa panen, tidak semua biji bisa di petik. Ceri yang bisa di petik adalah ceri yang telah matang dengan ciri-ciri berwarna merah. Sedangkan ceri yang belum bisa di petik adalah ceri yang belum matang yang masih berwarna hijau. Selain itu, ceri yang berwarna kecoklatan atau hitam juga tidak bisa di petik karena ceri tersebut telah tua  dan tidak lagi memiliki aroma.

Setelah kopi di panen, para petani akan menjual kopi dalam bentuk ceri. Awalnya petani gayo mengolah sendiri biji kopi hasil kebunnya dan menjual langsung kepasar atau pada tengkulak-tengkulak yang sering mempermainkan harga. Namun sejak awal tahun 2000 peranan kelompok tani dan koperasi daerah mulai di berdayakan. Sekarang, para petani dapat bernafas lega karena ada tauke atau pengepul biji kopi yang akan datang kerumah-rumah para petani untuk mengumpulkan kopi yang masih berupa ceri tersebut. Selain itu, untuk menentukan harga kopi, para petani dan pihak-pihak yang terkait dalam jual beli kopi menjadikan harga kopi dunia sebagai patohkan sehingga tidak ada lagi sistem yang dapat merugikan para petani seperti yang dilakukan oleh banyak tengkulak dulunya.

Nah untuk mekanisme jual beli kopi di daerah gayo, para tauke yang sebelumnya di pilih oleh para petani akan menyambangi rumah-rumah para petani. Dalam masa panen, biasanya tauke akan datang 2-3 kali dalam seminggu. Sistem jual beli dilakukan berdasarkan volume ukuran bambu dan kaleng. Untuk volume satu bambu, kurang lebih sama dengan 2 liter sedangkan 1 kaleng sama dengan 20 liter.

Sebelum tauke menjual ke koperasi, kopi yang masih berbentuk ceri tadi terlebih dahulu harus di olah menjadi biji kopi gabah.  Caranya, para pengepul akan mengupas kulit ceri dengan menggunakan Mesin Pulper. Setelah itu, ceri yang telah terkelupas kulitnya akan di masukan ke dalam karung kemudian dilakukan proses fermentasi. Setelah melewati proses fermentasi, biji kopi akan dicuci kemudian di jemur di bawah sinar matahari. Nah setelah di jemur barulah biji kopi bisa di katakan sebagai biji kopi gabah dan siap di jual ke koperasi.


Biji kopi gayo yang masih berbentuk Gabah

Sesampainya di koperasi, pihak koperasi akan kembali menjemur gabah dibawah terik matahari untuk lebih menghilangkan kandungan air pada biji. Setelah di jemur gabah kopi akan di masukkan ke mesin Sortasi, sebuah mesin yang berfungsi untuk memisahkan biji kopi berdasarkan klasifikasi ukuran biji. Setelah di pisah menurut ukuran,  biji akan dimasukan kedalam mesin Conveyor. Disini biji-biji tersembut kembali diklasifikasikan, namun pengklasifikasian kali ini bertujuan untuk memisahkan biji kopi berkualitas baik dan dan yang buruk. Untuk tahap ini, dibutuhkan tenaga manusia karena belum ada mesin yang dapat membedakan mana biji yang memiliki kualitas baik dan mana yang tidak.


Biji kopi gayo yang telah berbentuk Green Bean

Nah setelah melewati tahap ini biji kopi baru boleh disebut Green Bean. Dalam bentuk green bean, kopi gayo siap di jual ke dalam negeri maupun luar negeri. Penjualan biji kopi dalam bentuk green bean dilakukan karena setiap pembeli memiliki standar yang berbeda dalam proses Roasting. Selain itu biji kopi akan tetap segar hingga 1 tahun apabila biji kopi disimpan dengan cara yang tepat.

Nah itulah proses pengolahan kopi gayo mulai dari masa panen hingga proses pemasaran. Oh iya, sebelum di jual di pasaran, ada sebuah tahap lagi yg harus dilakukan oleh koperasi-koperasi tersebut. Sample biji kopi yang telah berbentuk green bean akan di bawah ke Cupping Lab atau tempat uji cita rasa. Pengujian ini berguna untuk mengetahui karakter dan rasa kopi. Dengan mengetahui karakter dan rasa, koperasi akan bisa menentukan berapa harga yang tepat kopi tersebut di jual di pasaran.

Nah, itulah sedikit informasi mengenai Proses Pengolahan Kopi Gayo di Aceh. Semoga dengan mengintip proses pengolahan kopi gayo dapat menambah wawasan anda dalam dunia kopi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar